Kontak Kami

( pcs) Checkout

Toko Alat Kesehatan Mastha Medica Menyediakan berbagai macam alat kesehatan, diantaranya : kolostomi bag, stetoskop, nebulizer, kursi roda, alat cauter, walker, tongkat kruk, instrumen medis, timbangan, termometer, tensimeter, dll. Informasi selengkapnya, klik link berikut http://www.masthamedica.com/ Informasi lainnya, bisa buka link http://alatmediskesehatan.com Kami senang jika bisa melayani Anda Melayani Anda Layaknya Saudara
Beranda » Artikel & Tips Kesehatan » Panduan Diet Untuk Pasien Kolostomi

Panduan Diet Untuk Pasien Kolostomi

Diposting pada 1 October 2019 oleh mastha medica

Setelah menjalani operasi pada usus besar yang disebut kolostomi, pasien akan disarankan untuk menjalani diet khusus. Diet untuk pasien kolostomi tidak hanya berperan untuk mendukung penyembuhan setelah operasi, namun juga untuk menjaga kesehatan pasien dalam jangka panjang.

Setelah menjalani operasi kolostomi, kemampuan tubuh pasien dalam mencerna dan menyerap makanan tentu tidak sama dengan sebelumnya. Oleh karena itu, pasien kolostomi membutuhkan pola makan atau diet khusus.

Panduan Diet untuk Pasien Kolostomi - Alodokter

Tidak hanya untuk memengaruhi jumlah, frekuensi, dan kepadatan feses, penyesuaian diet untuk pasien kolostomi juga berperan untuk memastikan asupan nutrisi dan energi cukup, mencegah kerusakan usus lebih lanjut karena sulit mencerna makanan, serta mencegah malnutrisi yang kerap terjadi setelah operasi kolostomi.

Apa Itu Kolostomi?

Kolon atau usus besar adalah organ yang menyerap air dari hasil pencernaan. Sisa hasil pencernaan yang berbentuk padat akan melewati kolon dan rektum, lalu dikeluarkan melalui anus sebagai feses.

Kolostomi adalah tindakan operasi yang bertujuan untuk membuat sebuah pembukaan atau lubang sebagai jalur pembuangan baru bagi feses dan gas, dengan menghubungkan usus besar dengan dinding dan kulit perut. Kolostomi dapat bersifat sementara atau permanen.

Kolostomi umumnya dilakukan pada pasien yang mengalami masalah pada usus besar, rektum, dan anus akibat berbagai kondisi medis, seperti:

  • Kanker Kolorektal.
  • Kelainan usus besar akibat penyakit bawaan
  • Penyakit radang usus.
  • Diverkulitis.
  • Cedera pada usus.
  • Infeksi usus berat.

Diet untuk Pasien Kolostomi

Selama sekitar 6-8 minggu setelah operasi, pasien disarankan untuk hanya mengonsumsi makanan yang tawar dan rendah serat. Setelah itu, pembengkakan pada usus diharapkan sudah membaik dan pasien bisa kembali makan seperti biasa, tentunya secara perlahan dan dengan beberapa penyesuaian.

Berikut ini adalah anjuran yang biasanya diberikan oleh dokter terkait diet untuk pasien kolostomi adalah:

  • Meningkatkan frekuensi makan hingga 3-5 kali sehari dengan porsi yang lebih kecil. Porsi makanan yang sedikit namun sering lebih dapat diterima oleh tubuh dan akan mengurangi produksi gas.
  • Menjadwalkan jam makan di waktu yang sama setiap harinya untuk membantu usus beradaptasi dengan kondisi setelah kolostomi dan melancarkan pergerakan usus.
  • Mengunyah makanan secara perlahan hingga benar-benar lumat, untuk mencegah penyumbatan di usus.
  • Tidak menggunakan sedotan saat minum, mengurangi konsumsi permen karet, dan menghentikan kebiasaan bicara saat makan, untuk mengurangi gas dalam saluran cerna.
  • Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih sekitar 8-10 gelas per hari, namun jangan bersamaan dengan makan. Pasien kolostomi berisiko kehilangan air yang lebih banyak karena fungsi usus besar untuk menyerap air akan berkurang.
  • Membuat catatan terkait jenis makanan yang dikonsumsi, cara mengolahnya, dan reaksi buruk yang muncul, misalnya diare, sembelit, kembung, atau nyeri perut. Selain membantu pasien untuk memantau dietnya, catatan ini juga akan membantu dokter gizi dalam memilih jenis makanan yang cocok bagi pasien.

Jenis Makanan yang Direkomendasikan

Berikut ini adalah jenis makanan yang disarankan untuk pasien kolostomi dan cara mengonsumsinya:

1. Susu dan produk olahannya

Beberapa pasien dapat mengalami intoleransi laktosa setelah menjalani kolostomi, sehingga disarankan untuk mengonsumsi susu atau produk susu, seperti keju dan yoghurt, secara perlahan.

Batasi konsumsi susu murni atau whole milk dan olahannya, dan ganti dengan susu skim atau susu rendah lemak. Jika mengalami diare setelah mengonsumsi susu sapi dan produk olahannya, gantilah dengan susu kedelai, susu almond, atau susu bebas laktosa.

2. Makanan berprotein tinggi

Daging tanpa lemak, ikan, dan daging unggas tanpa kulit merupakan sumber protein hewani yang baik untuk pasien setelah menjalani kolostomi. Telur boleh dikonsumsi, tapi jangan terlalu banyak, cukup satu butir sehari.

Kacang-kacangan dan jamur adalah sumber protein nabati yang baik, namun pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedikit dan mengunyahnya hingga halus sempurna, untuk menghindari masalah pada usus.

3. Makanan rendah serat

Makanan rendah serat, seperti roti tawar dan nasi, baik untuk dikonsumsi pasien kolostomi. Sedangkan makanan berserat tinggi, seperti nasi merah, quinoa, dan roti gandum, sebaiknya dibatasi pada beberapa minggu awal setelah operasi, lalu bisa mulai dikonsumsi satu per satu secara bertahap.

4. Sayuran

Jenis sayur yang dianjurkan adalah sayur tanpa kulit dan biji, seperti wortel, buncis, tomat yang dikupas, dan selada. Sayur-sayuran tersebut harus dimasuk dulu hingga matang.

Sedangkan jenis sayur yang harus dihindari adalah bawang, kembang kol, asparagus, brokoli, dan kubis, karena dapat meningkatkan produksi gas.

5. Buah

Jenis buah yang baik untuk pasien kolostomi adalah pisang, semangka, dan melon. Sementara apel, stroberi, bluberi, dan anggur boleh saja dikonsumsi, asalkan dikupas dulu kulitnya.

6. Lemak

Pasien kolostomi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan berkadar lemak tinggi, misalnya makanan yang digoreng atau daging yang berlemak, karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut.

Lemak yang direkomendasikan adalah lemak sehat yang berasal dari minyak zaitun dan minyak ikan.

Tidak hanya makanan, jenis minuman yang dikonsumsi oleh pasien kolostomi juga perlu diperhatikan. Selain air putih, pasien kolostomi juga bisa mengonsumsi jus buah dan sayuran, sesuai jenis yang telah direkomendasikan di atas.

Sebaiknya batasi minuman yang mengandung kafein, soda, atau banyak gula, karena dapat menyebabkan gas berlebih. Guna membantu mencukupi kebutuhan elektrolit, pasien kolostomi disarankan untuk mengonsumsi minuman berelektrolit.

Beberapa jenis makanan memang dapat menyebabkan keluhan pada pencernaan, seperti produksi gas berlebih, kentut berbau busuk, diare, dan konstipasi, namun setiap pasien memiliki reaksi yang berbeda terhadap jenis makanan tersebut.

Diet untuk pasien kolostomi memang membutuhkan penyesuaian. Untuk mendapatkan jenis diet dan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh, pasien kolostomi dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter gizi.

 

 

 

Bagikan informasi tentang Panduan Diet Untuk Pasien Kolostomi kepada teman atau kerabat Anda.

Panduan Diet Untuk Pasien Kolostomi | Mastha Medica

Belum ada komentar untuk Panduan Diet Untuk Pasien Kolostomi

Silahkan tulis komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Mungkin Anda tertarik produk berikut ini:
OFF 30%
STOK HABIS
SIDEBAR
})