Kontak Kami
Megakolon adalah pelebaran atau pembesaran abnormal pada usus besar (kolon). Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh masalah pada saraf-saraf di bagian usus besar. Operasi seringkali dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini.
Saat mengalami megakolon, kotoran di dalam usus besar tidak bisa bergerak menuju rektum dan dikeluarkan lewat anus. Akibatnya, terjadi penumpukan kotoran di dalam usus besar. Megakolon bisa disebabkan oleh faktor genetika (faktor yang dibawa atau diturunkan) dan konstipasi jangka panjang.
Seseorang terdiagnosis mengalami megakolon jika bagian-bagian pada usus besarnya mengalami pelebaran atau pembesaran dari kondisi normal. Bagian-bagian usus besar yang dimaksud adalah sekum (ukuran normalnya 12 cm), kolon sigmoid (normalnya 6,5 cm), dan kolon asenden (normalnya 8 cm). Menurut jenisnya, megakolon dibagi menjadi tiga, yaitu megakolon akut, megakolon kronis, dan megakolon toksik.
Megakolon muncul ketika radang usus menyebabkan usus besar melebar dan membesar. Dampaknya, usus besar menjadi tidak mampu membuang gas dan feses dari dalam tubuh. Jika gas dan feses tertahan di dalam usus besar, maka organ tersebut bisa bocor atau pecah. Kondisi ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa.
Jika usus besar pecah, bakteri yang seharusnya hidup di dalam usus akan menyebar ke seluruh bagian dalam perut. Hal ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan infeksi serius bahkan bisa berujung kematian. Agar terhidar dari penyakit ini, disarankan untuk mendengarkan saran dari dokter, menjalani gaya hidup yang sehat, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang memicu timbulnya megakolon.
Secara lebih spesifik, penyebab megakolon berbeda-beda menurut jenisnya. Pada kasus megakolon toksik, penyebab utamanya adalah pengaruh dari penyakit radang usus seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sedangkan megakolon akut dan kronis memiliki beberapa penyebab lainnya. Berikut adalah penjabaran singkat mengenai penyebab megakolon akut dan kronis:
Pasien dengan megakolon dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala, di antaranya konstipasi, atau kesulitan buang air besar, serta rasa nyeri atau rasa kembung pada perut.
Selain itu, tanda dan gejala dari megakolon juga bergantung dari jenis penyakit yang dialami. Misalnya, megakolon akut dapat terjadi setelah prosedur operasi tertentu, dan gejala yang dialami dapat berupa mual, muntah, sulit buang gas, dan sulit buang air besar.
Sedangkan, megakolon kronik dapat disebabkan oleh kelainan yang terjadi dalam jangka panjang, dan gejala yang timbul dapat berupa buang air besar yang tidak dapat ditahan.
Sementara itu, megakolon toksik dapat ditandai dengan adanya keluhan berupa demam, nyeri saat buang air besar, serta adanya darah saat buang air besar.
Dalam kondisi yang akut, penanganan utama yang perlu segera dilakukan adalah metode dekompresi. Metode ini menggunakan tabung rektal, dan bertujuan untuk mengurangi tekanan pada usus dan mengurangi rasa nyeri.
Meskipun demikian, hampir sebagian besar kasus megakolon memerlukan tindakan bedah untuk penanganan definitifnya. Tindakan bedah yang kerap menjadi pilihan untuk kasus megakolon antara lain kolektomi dengan anastomosis ileorektal, protokolektomi total dengan ileostomi, serta protokolektomi total dengan anastomosis ileoanal. Jenis yang dipilih bergantung pada lokasi usus besar yang bermasalah.
Semoga Bermanfaat 🙂
El
Link Produk Terkait :
Jual Kantong Kolostomi Colostomy Bag Anak Dansac Solo Mini 15-50 mm Satuan
Belum ada komentar untuk Apa Itu Megakolon ?